Selamat Datang

Jumat, 14 Oktober 2011

8 Tumbuhan yang Memiliki Kemampuan Luar Biasa

Tanaman mungkin tidak banyak kamu perhatikan, karena kebanyakan mereka hanya diam, apakah mereka menunggu untuk dimakan? Mungkin kamu berpikir mereka tidak mempunyai rencana seperti hewan, mereka hanya tumbuh dan menjadi mangsa.

Tapi banyak perangai yang bisa kita pelajari dari tanaman. Mereka bisa membakar, menembakkan senjata, bisa terbang, dan bahkan bisa bekerja sama.  Ada juga tanaman yang mampu membangun skema canggih untuk pertahanan mereka, juga ada tanaman yang bisa membalas dendam. Berikut ini adalah 8 tanaman yang memiliki keunikan tersebut.


8. Pohon Eucalyptus (Pertahanaan Diri dengan Menjadi Bom Bunuh Diri)

Ketika datang saat dimana mereka harus melindungi wilayah mereka, pohon-pohon eucalyptus memiliki kebijakan untuk membumi hanguskan. Pohon Eucalyptus tidak hanya kebal terhadap kebakaran hutan tapi juga menjadi biang yang menyebabkannya.

Eucalyptus dirancang khusus untuk menjadi pohon yang tetap bisa bertahan setelah amukan api memusnahkan kehidupan hutan di sekitarnya. Ini semua karena mereka memiliki batang yang tersembunyi jauh di dalam kulit-kulit mereka, yang akan keluar saat asap sudah memudar.

Eucalyptus mengandung semacam minyak yang begitu mudah terbakar, pohon ini benar-benar dapat meledak ketika mereka terbakar, seperti orang menjentikkan puntung rokok ke pompa bensin.

Daun dari pohon eucalyptus begitu penuh napalm beracun yang tidak bisa di hancurkan serangga dan jamur. Pohon ini juga menghasilkan gas berupa awan abu-abu kebiruan yang menguap yang bisa naik seperti bola api dengan satu petir atau puntung rokok yang dibuang maka terjadilah reaksi ledakan.



Perkebunan eucalyptus telah disalahkan untuk kebakaran di tahun 1991 di California yang menghancurkan 3.000 rumah.



7. Tanaman yang Bisa Menghipnotis Serangga Untuk Menyerang Kamu 

Salah satu contoh ada pada tomat, disaat ulat mulai memakan tomat, dalam eksperimen menunjukkan bahwa tomat mengeluarkan asap sinyal kimia yang memanggil tentara tawon parasit untuk datang melawan mereka.

Tembakau juga, diketahui telah melakukan panggilan serupa untuk minta bantuan dari predator terdekat untuk menangkis ulat, serangga daun dan hama lainnya.

Dan tumbuhan-tumbuhan istimewa itu tidak sembarangan memanggil bala bantuan, mereka benar-benar memanggil pasukan yang benar-benar sesuai untuk tipe hama yang tengah menyerang mereka.

Bagaimana itu mungkin? Sedangkan mereka hanya tanaman, mereka bahkan tidak memiliki pengetahuan dasar tentang serangga. Bagaimana mereka tahu bahwa mereka sedang dimakan, apalagi membedakan antara siapa yang makan mereka?

Para ilmuwan percaya bahwa tanaman dapat merasakan zat pencernaan suatu spesies serangga yang tengah menyerang mereka. Tapi itu bukan hanya tentang kekerasan. Tanaman juga dapat memanipulasi serangga untuk sesuatu yang menguntungkan.

Anggrek, selama 85 juta tahun yang lalu telah diketahui menguraikan sinyal kimia yang mempekerjakan serangga untuk komunikasi, dan mereka menggunakan trik aroma yang pada dasarnya untuk menjadikan serangga sebagai kurir untuk pabrik sperma mereka.

Sebagai contoh, banyak anggrek dapat menghasilkan aroma serangga perempuan di musim panas. Tujuannya adalah untuk memikat serangga pria membantu melakukan penyerbukan.

Dan, beberapa anggrek, seperti anggrek lidah Australia, menciptakan aroma yang nyaris sama sehingga serangga laki-laki akan lama hinggap di bunga anggrek tersebut sampai proses selesai.


6. Mentimun Jawa (Master Mekanika Penerbangan)

Tentu, banyak tanaman menggunakan beberapa jenis sistem untuk menyebarkan benih mereka menggunakan angi. Jadi, benih akan memiliki beberapa bentuk aerodinamis yang memungkinkan mereka mengambang di udara untuk sementara waktu.

kamu telah mengetahui hal itu. Tapi kebanyakan dari benih itu masih akan jatuh lurus ke bawah jika tak ada angin. Nah, mentimun Jawa telah melewati rintangan itu. Benih-benih mentimun Jawa memiliki sayap. Bukan sayap seperti parasut yang membantu menangkap angin.



Mentimun Jawa telah mengembangkan sayap aktual yang dapat terbang hingga 100 meter saat benar-benar tidak ada angin, dan lebih jauh lagi jika ada angin.



Bahkan, benih-benih terbang dengan baik dan mereka telah menjadi contoh untuk beberapa pesawat terbang buatan pertama di dunia. Igo Etrich, seorang Austria, dan salah satu pelopor penerbangan, mendasarkan desain glidernya pada bentuk benih ini.


5. Tanaman yang Berkomunikasi dan Bekerjasama 

Tanaman biasanya tidak ingin berbagi lingkungan mereka dengan pengembara asing. Tapi ketika datang ancaman bagi keluarganya, beberapa tanaman benar-benar akan membela saudara mereka.

Ketika tumbuhan jewelweed diletakkan di dalam pot dengan tanaman yang tidak berhubungan, keduanya akan tumbuh secepat mungkin, masing-masing berusaha memanfaatkan nutrisi seefisien dan sebanyak mungkin untuk menjauh dari yang lain.

Tapi ketika tanaman sejenis di tanam bersama-sama, mereka benar-benar mengendalikan perkembangan akar normal mereka. Mungkin Jewelweed adalah keluarga mafia dari kalangan flora, bukan hanya mereka tidak merebut makanan satu sama lain, mereka juga benar-benar tumbuh bersamaan.

Beberapa tanaman dapat mengenali keluarga mereka dan cukup peduli untuk berbagi makanan. Tanaman mampu memberitahu teman-teman mereka dari musuh-musuh mereka, mereka tampaknya dapat berkolaborasi satu sama lain.

Ketika sebuah pohon willow sedang dimakan oleh ulat, pohon ini akan menghasilkan bahan kimia yang akan membuat serangga mengalami kesulitan mencerna. Dan kemudian pohon-pohon di sekitarnya yang bahkan belum pernah tersentuh juga akan mulai memproduksi bahan kimia serupa.

Sudah ditemukan bahwa sekali willow kedapatan dimakan ulat, ia melepaskan feromon ke udara yang akan membuat willow lain di daerah tersebut dapat mendeteksi sehingga mereka juga mengeluarkan senjata kimia mereka sendiri.

Tanaman juga bekerja sama melalui sinyal ketika mekar. Jika mereka menjatuhkan bunga mereka secara acak, herbivora dapat memakan mereka satu demi satu, tetapi jika mereka berkoordinasi, mereka dapat membanjiri dengan daun dan volume tipis.

Yang lebih luar biasa, tanaman tembakau dapat berkomunikasi dengan spesies yang sama sekali berbeda.


4. Marcgravia Evenia (Memanipulasi Kelelawar)

Para ilmuwan telah menemukan sebuah tanaman yang bisa mengomando kelelawar. Secara khusus, mereka menemukan sebuah pohon anggur Kuba Marcgravia Evenia, yang telah mengembangkan sejenis satelit mirip daun di atas buahnya.

Fungsinya bukan untuk menangkap sinar matahari, daun ini menghadap lurus ke depan. Ternyata Marcrgavia tergantung secara eksklusif pada kelelawar untuk penyebaran benih.



Masalahnya adalah bahwa kelelawar adalah buta, juga tidak mempunyai penciuman yang bagus, jadi tumbuhan ini diberi perangkat canggih pemancar sonar. Dan daun dari tanaman ini menjadi reflektor yang sempurna untuk memancarkan sinyal.



Pengujian menunjukkan bahwa kelelawar menemukan tanaman itu 50 persen lebih cepat dengan adanya daun khusus ini daripada tidak ada daun khusus.

Penelitian mereka juga menunjukkan bahwa gema dari daun akan terdengar konstan dan mencolok dari hampir setiap sudut.


3. Dodder, Anggur Hutan yang Berburu Untuk Makanannya

Dodder adalah anggur parasit yang tergantung sepenuhnya pada tanaman lain untuk makanannya. Ia tidak memiliki akar atau daun, dan tidak seperti hampir semua tanaman lain, tanaman ini tidak dapat berfotosintesis. Untuk bertahan hidup, tanaman ini perlu menyerap sari makanan dari tumbuhan lain.



Tapi itu tidak sesederhana yang kamu kira, tanaman mendarat di sebuat pohon lalu menancapkan taringnya dan mulai menyerap. Ini jauh lebih mencengangkan! Dodder Si Anggur hutan memburu korbannya.

Tes laboratorium menunjukkan tanaman ini dapat mencium bau tanaman lain yang spesifik dan kemudian tumbuh ke arah mereka.



Dodder memiliki penciuman yang tajam dari "bau", dari bau dia juga dapat membedakan antara tuan rumah yang baik dan yang buruk.

Setelah itu dia merayap di batang korban, melekat erat, melilit sambil menekankan duri khusus sampai menembus kulit batang, untuk menghisap si mangsa.


2. Tanaman yang bergerak lebih cepat dari peluru

Tanaman hampir secara universal didefinisikan oleh ketidakmampuan total mereka untuk bergerak. kamu dapat mengancam tanaman dengan gergaji dan bahkan tanaman tidak akan gentar, tidak peduli horor yang mungkin terasa dalam hati. Atau setidaknya itulah yang kamu pikir.

Sebenarnya, ada cukup banyak tanaman yang bergerak di sekitar kita dengan kecepatan yang mengejutkan, tapi tetap tidak bisa bangkit dan berjalan pergi.

Setiap daun tanaman ini terpasang pada engsel kecil, dan itu benar-benar berkedut dan bergerak di sekitar seperti Whomping Willow dari Harry Potter.

Tetapi tanaman tercepat menggunakan kecepatan kilat mereka untuk menyebarkan serbuk sari mereka di sekitar. Tanaman akan benar-benar memicu api serbuk sarinya pada wajah serangga terdekat.



Serbuk sari tanaman ini ditembakkan dalam 15 milidetik dengan hentakan dan kekuatan yang cukup untuk memukul jatuh serangga, atau paling tidak serangga akan sempoyongan mirip orang kena tinju.

Namun tanaman yang mempunyai tembakan paling kuat di dunia adalah Pohon murbei, yang dapat meluncurkan serbuk sarinya lebih dari setengah kecepatan suara (hampir 550 km/jam).

Tapi yang mendapatkan gelar "tanaman tercepat" adalah pohon dogwood bunchberry. Meluncurkan serbuk sarinya di bawah satu milidetik. Hampir tidak ada dalam kerajaan hewan yang bisa bergerak lebih cepat dari itu.



Tanaman mempercepat mekanisme peluncuran di 2.400 kali gaya gravitasi, atau sekitar 800 kali apa yang mungkin dialami astronot selama lepas landas.


1. Buah Ara, Tanaman yang Bisa Membalas Dendam

Seperti yang kamu mungkin sudah tahu, tanaman dan serangga memiliki hubungan yang sangat penting. Tanaman memberikan nektar, dan sebagai imbalannya, serangga menyerbuki tanaman.

Tapi apa yang terjadi jika serangga tersebut tidak mematuhi sistem kerjasama tersebut? Apa yang akan tanaman lakukan? Mengajukan keluhan? Meminta serangga untuk pergi?

Serangga cukup banyak mendapatkan keuntungan dari kesepakatan ini. Mereka bisa makan gratis, dan mungkin memberikan serbuk sari mereka beberapa. Pohon ara bukan pohon yang hanya pasrah jika dicurangi lebah.

Pohon ara punya kemitraan dengan tawon tertentu yang disebut lebah Ara. Tawon butuh tanaman ini karena kebutuhan pangan, dan bertelur di buah. Sebagai gantinya, tawon diharapkan untuk melakukan penyerbukan buah sehingga pohon dapat bereproduksi.



Pohon ara tidak bisa bereproduksi tanpa tawon, tawon tidak bisa hidup tanpa pohon ara. Tapi itu membawa kita kembali ke masalah lama: Bagaimana jika tawon tertentu tidak peduli? Dia makan dari pohon Ara dan tidak melakukan penyerbukan ? Pohon ara akan membalas dengan membunuh keluarganya !

Para peneliti bereksperimen dengan memperkenalkan tawon non-produktif (yaitu, tawon yang tidak membawa serbuk sari) buah ara. Tawon begitu saja pergi setelah makan dari pohon ara dan meninggalkannya tanpa melakukan penyerbukan.

Lalu yang terjadi, sebagian besar buah ara yang belum masak jatuh berguguran, membunuh anak-anak tawon yang belum sempat menetas dan meninggalkan buah.



Entah bagaimana buah Ara bisa tahu tawon tidak melakukan kesepakatannya, dan telur tawon mana saja yang ada di buahnya yang harus dibunuh.

Jumat, 08 April 2011

10 Hewan yang Terancam Punah

1. Badak Sumatra
 
Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) adalah badak berukuran paling kecil di antara semua spesies badak di dunia. Badak kebanggaan Indonesia yang hidup di pulau Sumatera ini dinyatakan terancam punah karena saat ini hanya tersisa sekitar enam populasi di alam liar atau tinggal 300 ekor saja. Faktor utama berkurangnya jumlah badak ini adalah perburuan liar. Di pasar gelap, cula badak ini dihargai 30.000 dolar AS atau setara dengan Rp 300 juta per kilogram. Selain itu, tingkat keberhasilan pengembangbiakan badak yang sangat kecil turut menuntun hewan ini menuju kepunahan.

2. Paus Abu-Abu
Lembaga International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan pada 2008 bahwa jumlah paus abu-abu (Esrichtiius robustus) berada dalam level aman. Namun, itu hanyalah paus abu-abu yang hidup di sejumlah tempat konservasi, bukan di alam liar. Sejak tahun 1947 pada masa-masa perburuan paus abu-abu, jumlah hewan berbobot 30 ton itu terus berkurang dan belum kembali normal hingga sekarang. Dari 100 paus abu-abu, kini hanya tersisa 23 betina yang masih mampu bereproduksi di wilayah perairan Pasifik Selatan.

3. Serigala Merah
Anda pernah menonton film animasi Ice Age? Film ini menceritakan kehidupan unik sejumlah satwa pada zaman es, zaman dimana hampir seluruh permukaan bumi ditutupi es. Nah, percaya atau tidak, hewan bernama serigala merah (Canis lupus rufus) ini adalah salah satu hewan Ice Age yang masih hidup hingga kini. Para ilmuwan mengestimasi hanya ada 100 serigala merah di alam liar Carolina Utara, Amerika Serikat, dan sekitar 150 ekor di beberapa fasilitas penangkaran.

4. Harimau Siberia
Harimau Siberia atau disebut juga harimau amur (Panthera tigris altaica) adalah spesies harimau yang pernah tinggal di wilayah Cina, Semenanjung Korea, dan Mongolia. Namun, kini hewan tersebut hanya bisa bebas berkeliaran di Rusia, di wilayah perlindungan kawasan Amur-Ussuri. Sejumlah ahli meyakini masih terdapat 350 hingga 450 hewan ini di alam liar.

5. Musang Berkaki Hitam
Akibat ulah manusia yang terus membabat alam liar tanpa henti, musang berkaki hitam (Mustela nigripes) hampir punah dari muka bumi. Hewan asli Amerika Utara ini kini dinyatakan sebagai mamalia paling terancam punah di kontinen AS. Hewan malam hari atau nokturnal ini memburu hewan pengerat, prairie dog sebagai makanan utama. Seiring menurunnya jumlah populasi hewan buruannya, jumlah musang berkaki hitam ini juga ikut berkurang.

6. Buaya Filipina
Sesuai namanya, buaya Filipina (Crocodylus mindorensis) adalah spesies buaya yang dilindungi di Filipina. Berdasarkan survei pada 1995, buaya bertubuh relatif kecil ini hanya tersisa 100 ekor di Filipina. Hal ini menjadikan buaya tersebut sebagai satu dari spesies hewan paling terancam di dunia.

7. Gorila Gunung
Sejak gorila gunung (Gorilla beringei beringei) ditemukan akhir 1902, jumlah populasi hewan ini terus berkurang akibat pembalakan liar, perburuan massal, dan perdagangan hewan ilegal. Saat ini, jumlah primata yang mampu hidup di daerah dingin maupun panas ini hanya ada 720 ekor yang tersebar di wilayah Uganda.

8. Hiu Gangga
Hiu penghuni Sungai Gangga di India bernama hiu gangga (Glyphis gangeticus) ini merupakan satu dari 20 daftar hiu terancam punah versi IUCN. Hiu yang memiliki reputasi sebagai pemakan manusia ini banyak diburu untuk diambil minyaknya. Selain itu, semakin tercemarnya Sungai Gangga menjadi faktor lain yang menyebabkan spesies ini kian sulit ditemukan.

9. Orangutan Sumatra
Satu lagi hewan terancam punah dari Tanah Air, Orangutan Sumatra (Pongo abelii). Primata langka bertubuh lebih kecil dari dua spesies orangutan yang lain ini adalah pemakan buah-buahan dan serangga. Seperti biasa, penyebab berkurangnya jumlah mereka adalah habitat yang hancur dan perburuan liar. Orangutan ini termasuk salah satu hewan yang memiliki kemampuan reproduksi rendah. Pongo abelli betina hanya mampu melahirkan tiga anak selama masa hidupnya.

10. Burung Kondor California
Burung kondor California (Gymnogyps californianus) adalah burung pemakan bangkai asal California, AS, yang mempunyai masa hidup paling panjang dibanding burung lain, yaitu sekitar 50 tahun. Gara-gara perburuan liar dan berkurangnya habitat, burung langka ini hampir punah secara keseluruhan pada 1980. Namun berkat upaya konservasi dari berbagai ahli hewan, burung ini selamat. Kini, terdapat 332 Burung Kondor California di beberapa penangkaran, termasuk 152 ekor di alam liar.
 

Mengapa Air HUjan Membuat kita Sakit?



Sebenarnya yang membuat kita merasa sakit adalah karena adanya perbedaan suhu pada tubuh kita. Kalau kita kehujanan (yang kena hujan kepala) maka bagian kepala akan lebih dingin dibandingkan bagiantubuh yang lain


Maka kita akan merasa ada “kelainan” dalam kepala kita. Kita lalu bilang “kepala kita pusing”.

Begitupun kalau tengkuk kita terus menerus kena angin (misalnya pas lagi duduk deket jendela), kita akan merasa ada kelainan ditengkuk kita.



Namun kalau seluruh tubuh kita kehujanan, sebetulnya kita tidak akan sakit. Karena seluruh tubuh kita mempunyai suhu yang sama. Apalagi kalau kita bermain, tubuh kita akan mengeluarkan enegi yang akan diubah menjadi panas. Dengan begitu suhu badan kita yang panas bisa menangkal suhu dingin yang disebabkan guyuran air hujan.

Maka dianjurkan, kalau kita sehabis teguyur hujan, sebaiknya kita mandi air hangat, agar suhu kita cepat kembali normal.

Tekanan udara yang rendah seperti hujan, mendung dan kelembaban tinggi terbukti menjadi pemicu sakit kepala pada anak-anak. Menurunnya tekanan udara telah ikut menurunkan kekebalan tubuh meski belum diketahui persis penyebabnya.

Dalam studi ini peneliti melibatkan 25 anak-anak dan remaja yang memiliki riwayat penyakit migrain dan sakit kepala kronis. Peneliti menemukan, anak-anak cederung lebih sering sakit kepala saat cuaca hujan atau kelembabannya lebih tinggi dari biasanya.

Partisipan yang ikut dalam studi ini hampir 3 kali lebih memungkinkan menderita sakit kepala ketika cuaca hujan atau kelembaban tinggi dibandingkan saat kondisi udaranya kering.

Pada studi tersebut, peneliti memberikan anak-anak komputer genggam yang dapat merekam gejala sakit kepala selama dua minggu. Setelahnya peneliti membandingkan informasi tersebut dengan kondisi cuaca yang ada saat itu.

Studi yang dipimpin oleh Dr Mark Connely dari Children's Mercy Hospital and Clinics di Kansas City, Missouri ini melengkapi penelitian sebelumnya yang menggunakan metode kurang tepat. Hasil penelitian ini dilaporkan dalam jurnal Headache.

Hasil penelitian secara keseluruhan didapat selama periode hujan anak-anak memiliki kemungkinan menderita gejala sakit kepala sebesar 59 persen dibandingkan dengan cuaca kering yang hanya sebesar 21 persen.

Sedangkan pada kondisi kelembaban tinggi di atas rata-rata kemungkinan sakit kepala sebesar 58 persen dibandingkan saat kelembaban normal yang hanya 22 persen.

'Hasil ini memberikan pegangan bagi anak-anak agar dapat mencegah serangan sakit kepala saat musim hujan. Tapi kami belum mengetahui dengan pasti mengapa hujan dan kelembaban yang tinggi dapat memicu sakit kepala pada anak-anak,' ujar Dr Connelly, seperti dikutip dari Reuters.

Sumber: tahukahkamu.com

Kamis, 07 April 2011

Kodok si Pendekteksi Gempa


Tingginya jumlah korban jiwa akibat reruntuhan bangunan setelah gempa membuat para ilmuwan berupaya keras mencari alat yang dapat memprediksi kapan gempa besar terjadi. Namun sesungguhnya "alat" itu sudah ada sejak dulu, yaitu kodok.

Makalah ilmiah yang dipublikasikan dalam Journal of Zoology kemarin mengungkapkan bahwa kodok biasa (Bufo bufo) dapat merasakan gempa yang akan terjadi dan meninggalkan koloni mereka beberapa hari sebelum aktivitas seismik menghantam wilayah tersebut.

Bukti kemampuan kodok meramal gempa itu ditunjukkan oleh sekelompok kodok yang meninggalkan koloni berkembang biak mereka tiga hari sebelum gempa mengguncang L'Aquila di Italia pada 2009. Bagaimana reptil itu bisa merasakan gempa tersebut masih belum diketahui, tapi sebagian besar pasangan yang tengah melakukan aktivitas berkembang biak dan kodok jantan kabur dari lokasi itu.

Reaksi itu ditunjukkan oleh populasi kodok, meski koloni itu berada 74 kilometer dari pusat episentrum gempa. Demikian dikatakan ahli biologi Inggris dalam Journal of Zoology. Sulit melakukan studi yang obyektif dan berkualitas tentang bagaimana binatang merespons aktivitas seismik, sebagian karena gempa memang jarang terjadi dan tak dapat diprediksi.

Sejumlah studi telah dilakukan tentang bagaimana binatang peliharaan bereaksi terhadap gempa, namun mengukur respons binatang liar jauh lebih sulit. Binatang yang pernah menunjukkan reaksinya, seperti ikan, binatang pengerat, dan ular juga baru bereaksi beberapa saat sebelum gempa menghantam, bukan beberapa hari sebelum peristiwa.

Meski demikian, Dr Rachel Grant, pakar biologi dari Open University, di Milton Keynes, Inggris, secara rutin mempelajari perilaku harian beragam koloni kodok di Italia, termasuk pada saat gempa besar mengguncang kawasan itu. Studinya mencakup pengumpulan data dalam periode 29 hari, yakni sebelum, selama, dan setelah gempa menggoyang Italia pada 6 April 2009. Gempa berkekuatan 6,3 magnitudo itu dekat dengan Kota L'Aquila, sekitar 95 kilometer timur laut Roma.

Grant tengah mempelajari kodok sekitar 74 kilometer jauhnya dari Danau San Ruffino di Italia tengah, ketika dia mencatat perilaku aneh para kodok. Lima hari sebelum gempa, jumlah katak jantan di koloni berkembang biak itu turun hingga 96 persen.

Menghilangnya katak jantan itu sangat aneh karena, begitu masa berkembang biak tiba, biasanya mereka tetap aktif memenuhi tempat perkembangbiakan itu hingga musim kawin selesai. Pada saat gempa terjadi, musim kawin di Danau San Ruffino baru saja dimulai. Selain itu, tak ada peristiwa cuaca yang dapat dihubungkan dengan menghilangnya kodok.

Tiga hari sebelum gempa, jumlah pasangan kodok yang kawin juga tiba-tiba anjlok hingga nol.

Meski telur ditemukan di lokasi itu hingga enam hari sebelum gempa, dan enam hari sesudahnya, tak ada telur yang ditemukan pada saat periode gempa, mulai guncangan besar pertama sampai gempa susulan terakhir. "Studi kami adalah yang pertama kalinya mendokumentasikan perilaku binatang sebelum, selama dan sesudah gempa," kata Grant.

Dia yakin kodok itu kabur ke tempat yang lebih tinggi. Mungkin tempat yang melindungi mereka dari risiko reruntuhan batu, tanah longsor, dan banjir.

Bagaimana kodok itu dapat merasakan sebelum aktivitas seismik itu terjadi masih belum jelas. Perubahan perilaku kodok diduga bertepatan dengan gangguan di ionosfer, lapisan elektromagnetik teratas dari atmosfer bumi, yang terdeteksi oleh para ilmuwan pada saat gempa L'Aquila, menggunakan teknik suara radio dalam frekuensi amat rendah (VLF). Perubahan pada atmosfer semacam itu oleh sejumlah ilmuwan dihubungkan dengan lepasnya gas radon atau gelombang gravitasi sesaat sebelum gempa.

Dalam kasus gempa L'Aquila, Grant tak dapat memastikan apa yang menyebabkan gangguan pada ionosfer. Namun penemuannya menunjukkan bahwa kodok dapat mendeteksi sesuatu. "Temuan kami menunjukkan bahwa kodok mampu mendeteksi petunjuk praseismik, seperti lepasnya gas dan partikel bermuatan, dan menggunakan hal itu sebagai bentuk sistem peringatan dini gempa," katanya.

sumber: tahukahkamu.com

Senin, 04 April 2011

Tanaman Peneduh


Pohon Darah Naga atau Dracaena Cinnabari merupakan tanaman terkenal dan khas pulau Socotra. Pohon itu adalah salah satu fitur ikon Socotra alam. Disebut demikian karena merah getah pohon yang menghasilkan. Tanaman ini memiliki daun panjang dan kaku dan bentuk payung terbalik. Daun mengukur sampai 60 cm panjang dan lebar 3 sentimeter. Batang dan cabang, dengan dua bagian untuk masing-masing cabang, yang gemuk dan tebal. resin merah gelap dikenal sebagai darah naga sangat dihargai sepanjang sejarah kuno. Pada bulan Februari, pada akhir cabang-cabang, ada banyak bunga putih atau hijau inflorescent. Dibutuhkan buah sekitar lima bulan untuk benar-benar matang dalam warna oranye-merah. Namun, tanaman ini berada di bawah tekanan karena berlebihan untuk merumput, woodcutting, dan pembangunan infrastruktur.


Bintaro (Cerbera manghas) adalah tumbuhan pantai atau paya berupa pohon dengan ketinggian dapat mencapai 12m. Dikenal di Pasifik dengan nama leva (Samoa), toto (Tonga), serta vasa (Fiji).Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau tua, yang tersusun berselingan. Bunganya harum dengan mahkota berdiameter 3-5cm berbentuk terompet dengan pangkal merah muda. Benang sari berjumlah lima dan posisi bakal buah tinggi. Buah berbentuk telur, panjang 5-10cm, dan berwarna merah cerah jika masak.
Penyebarannya secara alami di daerah tropis Indo Pasifik, dari Seychelles hingga Polinesia Perancis. Bintaro sering kali merupakan bagian dari ekosistem hutan mangrove. Di Indonesia bintaro sekarang digunakan sebagai tumbuhan penghijauan daerah pantai serta peneduh kota. Daun dan buahnya mengandung bahan yang memengaruhi jantung, suatu glikosida yang disebut cerberin, yang sangat beracun. Getahnya sejak dulu dipakai sebagai racun panah/tulup untuk berburu. Racunnya dilaporkan dipakai untuk bunuh diri atau membunuh orang. Nama ilmiah Cerberus diambil dari nama anjing berkepala sepuluh dalam mitologi Yunani.


Pohon bodhi (Ficus religiosa L., suku ara-araan atau Moraceae) adalah pohon yang dikenal dalam agama Buddha sebagai tempat Sang Buddha Gautama bersemedi dan memperoleh pencerahan. Pohon ini dipandang suci oleh penganut agama Hindu, Buddha, dan Jainisme.
Di Candi Borobudur terdapat pohon bodhi yang merupakan keturunan langsung dari pohon induk yang terdapat di Bodhgaya, India, tempat Sang Buddha memperoleh pencerahan.



Bungur (Lagerstroemia) adalah sejenis tumbuhan berwujud pohon atau perdu yang dikenal sebagai pohon peneduh jalan atau pekarangan. Bunganya berwarna merah jambu, bila mekar bersama-sama akan tampak indah.Perbanyakan anakannya dari biji yang keluar setelah proses pembungaan selesai. Bijinya berbentuk bulat berwarna coklat sebesar kelereng. Selain itu bisa juga diperbanyak dengan pencangkokan.Ada dua jenis bungur yang populer sebagai tanaman hias pekarangan: bungur biasa/besar/kebo (L. speciosa), pohon besar mencapai 8m, dan bungur jepang (L. faurieri, L. indica, dan hibrida keduanya) yang lebih kecil, berbentuk perdu. Bungur besar dulu juga banyak ditanam di pekuburan. Kini selain ditanam sengaja di pinggir jalan raya dan halaman rumah, juga banyak tumbuh liar di tepian sungai.



Suku cemara-cemaraan atau Casuarinaceae meliputi sekitar 70 jenis tetumbuhan. Sebagian besar suku ini terdapat di Belahan Bumi Selatan, terutama di wilayah tropis Dunia Lama, termasuk Indo-Malaysia, Australia, dan Kepulauan Pasifik.Cemara sendiri merupakan tetumbuhan hijau abadi yang sepintas lalu dapat disangka sebagai tusam karena rantingnya yang beruas pada dahan besar kelihatan seperti jarum, dan buahnya mirip runjung kecil. Namun kenyataannya pepohonan ini bukan termasuk Gymnospermae, sehingga mempunyai bunga, baik jantan maupun betina. Bunga betinanya nampak seperti berkas rambut, kecil dan kemerah-merahan. Cemara Udang Casuarina equisetifoliaCemara adalah pohon yang sangat artistik untuk penataan sebuah taman. Dibentuk sedemikian rupa dalam gaya seni jepang yang bernama bonsai. Jenis cemara asli Indonesia untuk dibuat bonsai yang paling bagus adalah cemara udang, berasal dari daerah Madura, Jawa Timur.



Beringin (Ficus benjamina dan beberapa jenis lain, suku ara-araan atau Moraceae) sangat akrab dengan budaya asli Indonesia. Tumbuhan berbentuk pohon besar ini sering kali dianggap suci dan melindungi penduduk setempat. Sesaji sering diberikan di bawah pohon beringin yang telah tua dan berukuran besar karena dianggap sebagai tempat kekuatan magis berkumpul. Beberapa orang menganggap tempat di sekitar pohon beringin adalah tempat yang “angker” dan perlu dijauhi.Beringin, yang disebut juga waringin atau (agak keliru) ara (ki ara, ki berarti “pohon”), dikenal sebagai tumbuhan pekarangan dan tumbuhan hias pot. Pemulia telah mengembangkan beringin berdaun loreng (variegata) yang populer sebagai tanaman hias ruangan. Beringin juga sering digunakan sebagai objek bonsai.Pohon bodhi sering dipertukarkan dengan beringin, meskipun keduanya adalah jenis yang berbeda.



Ketapang atau katapang (Terminalia catappa) adalah nama sejenis pohon tepi pantai yang rindang. Lekas tumbuh dan membentuk tajuk indah bertingkat-tingkat, ketapang kerap dijadikan pohon peneduh di taman-taman dan tepi jalan. Selain nama ketapang dengan pelbagai variasi dialeknya (misalnya Bat.: hatapang; Nias: katafa; Mink.: katapieng; Teupah: lahapang; Tim.: ketapas; Bug.: atapang; dll.), pohon ini juga memiliki banyak sebutan seperti talisei, tarisei, salrisé (Sulut); tiliso, tiliho, ngusu (Maluku Utara); sarisa, sirisa, sirisal, sarisalo (Mal.); lisa (Rote); kalis, kris (Papua Barat); dan sebagainya. Dalam bahasa Inggris tumbuhan ini dikenal dengan nama-nama Bengal almond, Indian almond, Malabar almond, Singapore almond, Tropical almond, Sea almond, Beach almond, Talisay tree, Umbrella tree, dan lain-lain. Pohon besar, tingginya mencapai 40 m dan gemang batang sampai 1,5 m. Bertajuk rindang dengan cabang-cabang yang tumbuh mendatar dan bertingkat-tingkat; pohon yang muda sering nampak seperti pagoda. Pohon-pohon yang tua dan besar acap kali berbanir (akar papan), tingginya bisa hingga 3 m. Daun-daun tersebar, sebagian besarnya berjejalan di ujung ranting, bertangkai pendek atau hampir duduk. Helaian daun bundar telur terbalik, 8–25(–38) x 5–14(–19) cm, dengan ujung lebar dengan runcingan dan pangkal yang menyempit perlahan, helaian di pangkal bentuk jantung, pangkal dengan kelenjar di kiri-kanan ibu tulang daun di sisi bawah. Helaian serupa kulit, licin di atas, berambut halus di sisi bawah; kemerahan jika akan rontok.



Puspa, seru, atau medang gatal (Schima wallichii) adalah sejenis pohon penghasil kayu pertukangan berkualitas sedang. Pohon ini termasuk ke dalam keluarga teh (Theaceae), dan menyebar luas mulai dari Nepal, melalui Asia Tenggara, hingga ke Papua Nugini. Disebut medang gatal karena pohon ini memiliki lapisan semacam miang di bawah pepagannya, yang keluar berhamburan ketika digergaji dan menimbulkan rasa gatal di kulit. Nama spesiesnya diberikan untuk menghormati N. Wallich (1786 – 1854), ahli botani berkebangsaan Denmark yang telah berjasa mengembangkan Kebun Raya Kalkuta. Pohon yang selalu hijau, berukuran sedang hingga besar, mencapai tinggi 47 m. Batang bulat torak, gemangnya hingga 250 cm namun biasanya jauh kurang dari itu; batang bebas cabang hingga sekitar 25 m. Pepagan memecah dangkal sampai sedang, membentuk alur-alur memanjang, coklat kemerahan hingga abu-abu gelap; sebelah dalam berwarna merah terang, dengan lapisan ‘miang’ yang mengiritasi kulit. Daun tersebar dalam spiral, bertangkai sekitar 3 mm; helai daun lonjong hingga jorong lebar, 6–13 × 3–5 cm, pangkal bentuk baji dan ujung runcing atau meruncing, dengan tepian bergerigi. Bunga tunggal di ketiak di ujung ranting, dengan dua daun pelindung, berbilangan-5; kelopak menetap hingga menjadi buah; mahkota putih, saling melekat di pangkalnya; benangsari banyak. Buah kotak hampir bulat, diameter 2–3 cm, membuka dengan 5 katup; biji dikitari oleh sayap.



Waru atau baru (Hibiscus tiliaceus, suku kapas-kapasan atau Malvaceae), juga dikenal sebagai waru laut telah lama dikenal sebagai pohon peneduh tepi jalan atau tepi sungai dan pematang serta pantai. Walaupun tajuknya tidak terlalu rimbun, waru disukai karena akarnya tidak dalam sehingga tidak merusak jalan dan bangunan di sekitarnya. Waru dapat diperbanyak dengan distek. Tumbuhan ini asli dari daerah tropika di Pasifik barat namun sekarang tersebar luas di seluruh wilayah Pasifik dan dikenal dengan berbagai nama: hau (bahasa Hawaii), purau (bahasa Tahiti), beach Hibiscus, Tewalpin, Sea Hibiscus, atau Coastal Cottonwood dalam bahasa Inggris. Pohon kecil, tinggi 5–15 m. Di tanah yang subur tumbuh lebih lurus dan dengan tajuk yang lebih sempit daripada di tanah gersang. Daun bertangkai, bundar atau bundar telur bentuk jantung dengan tepi rata, garis tengah hingga 19 cm; bertulang daun menjari, sebagian tulang daun utama dengan kelenjar pada pangkalnya di sisi bawah daun; sisi bawah berambut abu-abu rapat. Daun penumpu bundar telur memanjang, 2,5 cm, meninggalkan bekas berupa cincin di ujung ranting.

Sumber: wikipedia.org

Jumat, 01 April 2011

Global Warming

Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

Penyebab pemanasan global

Efek rumah kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.

Efek umpan balik

Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.

Variasi Matahari

Variasi Matahari selama 30 tahun terakhir.
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.
Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University memperkirakan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan suhu rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat perkiraan berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat "keterangan" dari Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat "keterangannya" selama 30 tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan global. Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi dari output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.

Sumber: wikipedia.org